Matur SastraPuisi

Anila

Pena Nagita Aisyah

Jendelaku terbuka, Sayang,

Di pagi buta kala angin membelah tirai kamarku pelan-pelan,

Dan membisikiku kata-kata cinta,

Di pelupuk rindu mataku mengerjap-kerjap,

Ada apa gerangan dengan Anila?”

Aku baik, meski sejak kepergianmu mencipta duka,

Setidaknya aku mampu mengabadikannya dalam kata,

Mensajakkan tiap manis getirnya kerinduan,

Dan jua peluk bentang jarak kita.

Jujur, kala dedaunan gugur dengan gusar,

Ada saja alasan yang membuatku sukar.

Menjerembapkanku di depan latar,

Mencipta cemas, harap, dan kerinduan yang membelit pagar.

Andai kau di sini menyapa siang,

Setidaknya kembali menyibakkan rambutku yang malang,

Tak biarkan rinduku sedemikian matang,

Lemas menggenang dalam palung kenang.

Ah!

Biar kututup jendelaku, Sayang.

Kuantar senja pulang pada pembaringannya,

Kuikhlaskan angin menyeruak malam,

Meski kau hantar dengan kata cinta,

Tunggu aku pada dua purnama, Anila.”


Editor : Amilia Buana Dewi Islamy

Ilustrator : M. Aidrus Asya’bani

4 6 votes
Article Rating

Nagita Aisyah

An activist who is also a reader, writer, and traveller. IG @nh_aisyah17

Related Articles

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Check Also
Close
Back to top button