Menikah : Antara Mapan Dulu Atau Halalkan Dulu

Menikah adalah sebuah impian dan keinginan setiap umat manusia, baik laki maupun perempuan. Seringkali banyak pertanyaan masuk soal keinginannya untuk menikah namun banyak kendala, salah satunya orang tua yang menghendaki agar ia menyelesaikan terlebih dahulu jenjang sarjananya atau istilahnya menunggu mapan dulu. Ada pula yang menanyakan soal pendapat menikah dulu masalah mapan bisa diatur, menggebu ia sampaikan bahwa banyak publik figur yang kebingungan soal pilihan itu. Bagi saya, entah kita yang penganut ‘madzhab’ nikah muda atau menikah di usia yang telah cukup matang, kedua hal tersebut menjadi pilihan yang tepat kala kita telah bersungguh mempersiapkan untuk mengarungi bahtera bernama rumah tangga yang akan dijalani ke depan. ‘Jangan menikah jika belum siap’, begitu istilah singkatnya.
Standar Kemapanan
Kemapanan itu relatif. Hendaknya bersikap terbuka mengenai keuangan dan berkomitmen menjaga keuangan rumah tangga dengan sikap saling percaya. Termasuk menyepakati pengelolaan keuangan rumah tangga nantinya. Keinginan untuk mapan dulu baru menikah bisa jadi dikarenakan adanya ketakutan jika tidak memiliki kesiapan secara finansial. Kesiapan menikah baik secara fisik, mental, maupun finansial dapat dibicarakan dan dikomunikasikan secara terbuka dan jujur antar calon pasangan. Dengan demikian, diharapkan dapat menemukan solusi bersama.
Berpandangan Terbuka
Membicarakan rencana pernikahan lebih serius, kapan waktu yang tepat dan kesiapan kedua belah pihak termasuk kondisi-kondisi yang mendukung maupun kendala yang dihadapi. Menyikapi desakan keluarga untuk segera menikah, maka perlu dihadapi dengan pandangan terbuka. Sampaikan target pada diri sendiri dan pastikan ukuran kemapanan yang ada dalam pandangan adalah realistis. Karena sejatinya harta bukanlah segala-galanya yang akan menentukan kebahagiaan dalam rumah tangga. Oleh karena itu, penting untuk menyamakan persepsi dengan calon pasangan terkait pandangan tentang kemapanan, dan jangan lupa kemapanan juga dapat diusahakan bersama. Kemapanan bisa diraih saat proses pernikahanan, karena melalui proses yang dijalani bersama dengan pasangan maka saling melengkapi menjadi strategi menuju kemapanan. Pernikahan diputuskan karena sebuah keyakinan.
Tak perlu nunggu mapan jika ingin menikah
Banyak alasan yang mendasari seseorang enggan melangkah ke jenjang pernikahan, Diantaranya adalah perasaan merasa belum mapan, ingin menunggu kaya terlebih dahulu, menunggu punya rumah dulu, mobil, dan modal besar untuk menikah. Padahal janji Allah itu pasti, Dia akan mencukupi jika kita miskin.
Allah Berfirman yang artinya : Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. An Nuur: 32).
Di antara tafsiran Surat An Nur ayat 32 di atas adalah: “Jika kalian itu miskin maka Allah yang akan mencukupi rizki kalian”. Jika kita takut menikah atau menunda pernikahan hanya karena rezeki, coba deh untuk berpikir ulang dengan mindset bahwa gak harus mapan dulu ketika ingin menikah. Karna yang dibutuhkan dalam berumah tangga itu bukanlah kemapanan akan tetapi rasa tanggung jawab yang cukup. Maka menikahlah kalau kita merasa sudah yakin bisa bertanggung jawab, meski belum mapan.
Beruntunglah mereka yang menikah sebelum mapan dan berbahagialah mereka yang mendapatkan pasangan sebelum mapan
Begitu istilahnya.
Percayalah, sampai kapan pun tidak akan pernah siap dan tidak akan mapan. Jika kemapanan selalu kita prioritaskan dan percalah kalau kita mau menikah tapi masih menunggu mapan dulu, sampai tua pun kita tidak akan menikah. Kalau masa muda masih belum mapan, mungkin kemapananmu dimulai dari pernikahanmu, dalam artian nanti setelah menikah.
Kalau menikah niat nya karena ibadah kepada Allah, Insya Allah rejeki untuk kita akan lancar. Maka dari itu, menikahlah karena niat ibadah kepada Allah, maka insya Allah, Allah akan dimudahkan rejeki nya. Karena sesungguhnya, kemapanan itu bukan soal materi, atau seberapa kaya diri kita tapi kemapanan itu adalah seberapa siapkah diri kita bertanggung jawab pada pasangan, bertanggung jawab melakukan atau menjalankan posisi ketika sudah menikah kelak.
Karena menikah adalah menyatukan pribadi yang berbeda, kepribadian, isi kepala, pendidikan, background keluarga, organisasi, pengalaman, hati, dan yang lainnya sehingga akan mudah sekali terjadi benturan ketika kita tidak menghormati perbedaan itu dengan ilmu dan ketika kita memposisikan pasangan sudah cukup memahami diri kita tanpa memperkenalkan kecenderungan yang berbeda kala bersama kelak.
Editor : Rahayu Suciati
Ilustrator : Sofyan Adi Nugroho