EsaiMatur Opini

Moderasi Beragama dari Tinjauan Ekonomi Umat

Ada sejumlah Isu problematis yang santer terdengar belakangan ini dalam kancah berislam di Indonesia -negeri majemuk ini. Semakin ke sini, hal tersebut semakin memperburuk ketahanan kohesi kebangsaan kita di negara yang majemuk. Hal itu juga mempengaruhi polarisasi konflik sektarian berwatak hegemoni mayoritas-minoritas yang tentu saja menimbulkan efek tidak kondusif dan produktif bagi kualitas bangsa kita di antara kemajuan zaman yang melesat begitu kencang ini.

Kita tahu bersama bahwa tujuan sebuah agama adalah untuk memenuhi hajat masyarakat luas. Misalnya, problem kemiskinan yang hampir merata di setiap lapisan masyarakat, problem ketidakadilan bagi setiap sektor kehidupan, dan problem kebijakan politik yang timpang dan merugikan halayak ramai. Contoh-contoh tersebut merupakan siklus problem yang tidak bisa dipisahkan.

Dilihat dari perspektif di atas, seharusnya agama dapat menjadi penolong bagi kaum mustadh’afin, kaum yang lemah, tidak berdaya dan dapat menjadikan agama sebagai rahmatan lil alamin, pengayom, penyelamat dan memberikan ketenangan kepada segenap masyarakat yang ada di sekitar pemeluk agama tersebut. Bukan malah sebaliknya, abai terhadap problem kemiskinan dan penindasan yang kasatmata di hadapan mereka. Kaum agamawan yang celaka adalah mereka yang menghalangi dan/atau menghambat individu, kelompok, atau sistem yang berusaha memberikan bantuan pertolongan dan pemberdayakan kepada kaum miskin.

Oleh karena itu, perlawanan atas sistem yang rakus dan menindas hanya dapat muncul dari kesadaran moderasi beragama dalam bidang ekonomi dan kemanusiaan. Dalam hal ini agama dapat memihak terhadap keadilan dan demokrasi termasuk hak setiap orang untuk bicara dan hak atas sarana-sarana kehidupan dan penghidupan. Siapa yang berjuang untuk mempertahankan kehidupan dari rahim perampok ini, memberikan bantuan karitas dan pemberdayaan kapasitas dan otoritas kepada kaum miskin, itulah dia yang yang paham moderasi beragama bidang ekonomi dan kemanusiaan. Ia Mujahid anti kemiskinan dan pembela kaum miskin, Ia juga siap mati syahid dalam membela hak-hak kaum miskin dari para begundal kapitalis neoliberalis dan kaki tangannya yang jahil (Zaqiyuddin Baidhawy, 2009 : 120).

Moderasi ekonomi juga merupakan keberpihakan terhadap kaum duafa dan mustadh’afin sebagaimana tersurat dalam teologi Al-ma’un yang secara substantif menegaskan larangan bersikap dan bertindak abai, lalai, lengah, dan leha-leha dalam hal kapital dan kepedulian terhadap sesama yang membutuhkan.

Sejalan dengan visi moderasi ekonomi dari teologi Al-ma’un adalah sikap peduli kepada kemiskinan dan ketertindasan, serta diabdikan untuk membela dan memberdayakan kaum miskin dari kemiskinan karitas, kapasitas, dan otoritas mereka. Dengan demikian dapat dipahami bahwa visi Al-ma’un adalah sikap gotong royong menyelesaikan kemiskinan secara berjamaah.

Editor : Amilia Buana Dewi Islamy

Ilustrator : M. Aidrus Asyabani

5 3 votes
Article Rating

Naufal Abdul Afif

Alumni Pondok Modern Darul Arqam Patean Kendal

Related Articles

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Check Also
Close
Back to top button