Hentikan Kata Sold Out Bagi Perempuan Yang Telah Menikah
Sebenarnya saya tidak setuju soal perempuan-perempuan yang dikatakan sold out ketika dirinya menikah. Kalimat sold atau sould out biasa disematkan pada barang yang telah laku atau habis terjual ini menggmbarkan seolah-olah perempuan adalah barang yang telah dibeli.
Hal ini sering dijumpai pada caption-caption orang yang teman perempuannya melangsungkan pernikahan. kalimat “laku” yang disematkan seolah lagi-lagi membawa perempuan seperti barang, dimana barang memiliki nilai yang makin lama makin memudar, makin sering dipakai bisa saja rusak.
Lagi-lagi kita digambarkan bahwa realitanya barang yang memang sudah tidak menarik atau rusak yang dulu kita idam-idamkan untuk dibeli pada akhirnya kita bisa saja membuangnya ke tong sampah, atau membeli barang baru dengan seri terbaru, maka mungkin saja barang yang lama berakhir di pembuangan sampah.
Lihat, dari satu kalimat yang kita anggap biasa saja, ternyata menyimpan ironi yang begitu besar, sebab ya! kenyataannya memang seperti itu.
Bukan rahasia lagi banyak hari ini laki-laki yang memang meninggalkan perempuan atau istri-istri mereka hanya karena sang istri sudah tidak menarik lagi. Tak jarang banyak pula yang melakukan kekerasan pada perempuan, kekerasan fisik, kekerasan verbal dan segala hal yang menyakiti perempuan yang mana bagi saya itu semua adalah kekerasan.
Saat seorang laki-laki meminang perempuan, tidak sama dengan membeli barang. Sungguh itu jauh berbeda.
Jika kalian (laki-laki) mengira perempuan adalah barang yang dapat dibeli maka itu mencederai kemanusiaan. Sebab apa bedanya lantas pernikahan dengan jual beli manusia di pasar gelap? mengapa saya katakan mencederai. Sebab perempuan itu manusia sama seperti laki-laki dari organ atas hingga bawah semuanya mirip dan berfungsi sama.
Menilai perempuan dengan mengumpamakan seperti barang sama-saja melihat kapasitas dirimu sebagai laki-laki artinya semurah itu, meskipun alat transaksimu banyak dan bergelimangan tapi jika cara pandangmu menatap perempuan rendah, maka di mataku rendah pula harga dirimu, sebagai manusia; kau rendah! sebagai kemanusiaan; kau mencederai!
Padahal perempuan-perempuan yang kau anggap membeli barang itu, dia adalah pondasi di setiap rumah. dia mengerjakan pekerjaan domestik yang tidak pernah habis.
Perempuan rela payudaranya kendur agar buah hatimu kenyang dan sehat oleh air asinya, badan dan kulitnya menghitam karena bercengkrama dengan residu dan sabun-sabun berbahan kimia sepanjang hari demi ganjaran yang ada di akhiratnya.
Dia menjadi semakin tidak menarik ketika kamu sebagai laki-laki tidak pernah memenuhi kebutuhannya sebagai seorang perempuan utuh, tapi justru memperindah orang atau wanita lain untuk memenuhi nafsumu yang lebih buas dari hewan paling buas sekalipun.
Maka tidak heran jika hari ini banyak perempuan yang melawan, bukan karena dia tidak ikhlas, tapi rasa lelah dan pengabdiannya seolah dibalas pengkhianatan.
Maka banyak hari ini perempuan tidak takut lagi menyandang status single mom, mereka telah menyadari benar bahwa dia dipinang dari awal bukan berstatus barang yang seenaknya diperlakukan.
Jangan teriak pantas penghuni neraka banyaknya perempuan, kamu pikir menjadi imam rumah tangga jaminanmu sudah surga?
Jika yang kamu sebagai laki-laki yang dilakukan hanya berjudi, bertransaksi di aplikasi hijau dengan banyak perempuan, mabok dan tidak menafkahi keluarga? Tuhan pun geleng kepala jika ada istri yang masih patuh pada imam yang seperti itu.
Perempuan merupakan makhluk Tuhan dia memiliki upaya, tindakan, pemikiran, karya dan nilai-nilai lain yang harus kamu pandang lebih dari sekedar barang yang bisa kamu pakai untuk membuang pejuhmu.
Bawalah persepsi bahwa menikah adalah sakral perjanjianmu dengan Tuhanmu dengan alam semesta untuk menjaga sebagian tubuhmu yang lain untuk dirawat.
Istri adalah manusia yang merdeka, sekalipun dogma agama mengatakan istrimu dibawahmu tapi laki-laki yang hebat akan melihat segala jerih payah istrinya dengan pandangan sesama manusia. Perempuan yang menjadi istri atau ibu patut dirayakan hal sekecil apapun, dihargai dan diapresiasi sekecil apapun. maka jika pondasi rumah yang pertama telah berbahagia dalam hidupnya, kebutuhanmu pun akan tercukupi tanpa diminta.
Kebahagiaan akan menular di setiap sudut rumah, teras, bahkan kamar bercumbumu.
Editor : Sofyan Adi Nugroho
[…] Hentikan Kata Sold Out Bagi Perempuan Yang Telah Menikah […]