Tausiyah

Jangan Biarkan Berlalu

Di bulan Ramadhan diwajibkan kepada umat Islam untuk berpuasa, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 183 :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Yang artinya : “Hai orang-orang yang beriman, diwjibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa salah satu tujuan dari puasa adalah untuk menjadikan kita sebagai umat yang bertakwa.

Ramadhan telah tiba, tidak terasa sepuluh hari pertama Ramadhan telah berlalu. Namun apa saja yang telah kita lakukan? Sudahkah meningkat ketakwaan kita? Atau malah sudah sibuk mempersiapkan baju untuk lebaran?

Sudahkah kita memanfaatkan sepuluh hari pertama di bulan Ramadhan ini dengan sebaik-baiknya? Ataukah malah lalai karena sudah sering bertemu dengan bulan Ramadhan?
Pada tausiyah edisi kali ini penulis akan mengulas beberapa hal tentang puasa yang dapat menjadi refleksi bagaimana puasa kita selama ini, apakah ketakwaan kita sudah meningkat atau malah sia-sia puasa kita selama ini.

Pentingnya ilmu dalam melakukan puasa.
Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Barangsiapa melakukan amalan yang tidak didasari perintah kami, maka amalan tersebut tertolak” (HR. Muslim).

Tidak hanya dalam melakukan puasa, setiap ibadah yang tidak di dasari dengan ilmu. Karena ibadah yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah tidak akan mendatangkan pahala sama sekali.
Sangat penting bagi kita untuk mengetahui hukum-hukum puasa, syarat, dan hal-hal yang membatalkan puasa.

Menghabiskan waktu dengan perkara yang sia-sia.
Di bulan Ramadhan, terkadang kita menghabiskan waktu dengan cuma-cuma. Para pemuda lebih asik menunggu waktu berbuka dengan bersenda gurau dengan temannya di pinggir jalan daripada mendatangi kajian menjelang berbuka di masjid-masjid.

Padahal dalam Al-Qur’an surat Al-Ashr sendiri disebutkan bahwa :

“Demi masa, sungguh, manusia berada dalam kerugian.”
Maka, rugilah orang-orang yang menyia-nyiakan waktu luangnya, padahal waktu adalah hal yang tidak bisa dikembalikan.

Puasa bukan ajang bermalas-malasan.
Bagi para pemegang prinsip ‘tidurnya orang berpuasa adalah ibadah’, mereka lebih senang menghabiskan waktu di siang hari untuk tiduran. Padahal jika diperhatikan, ada makna tersirat dari kalimat tersebut. Yaitu, jika tidurnya orang yang berpuasa saja merupakan ibadah dan berpahala, apalagi jika kita menggunakan waktu tersebut dengan belajar ilmu agama, membaca Al-Qur’an dan lainnya, niscaya kita bisa meraih pahala yang lebih besar.

Puasa berarti menjaga lisan dari perkataan yang buruk.
Sebagaimana dalam hadist yang artinya:
Dari abu Hurairah radiyallahu ‘anhu berkata ; Rasulullah SAW bersabda ; “Barang siapa yang tidak meninggalkan ucapan keji dan berbuat keji, Allah tidak butuh orang itu meninggalkan makan dan minumnya.” (HR. Bukhari)

Buka puasa menjadi ajang balas dendam.
Menjelang berbuka, kebanyakan dari kita berlomba-lomba mencari makanan yang banyak untuk berbuka. Hampir semuanya dibeli, mulai dari kolak, es buah, sirup sampai kurma. Hal tersebut membuat kita lalai dan terkesan menjadikan puasa sebagai pengekang kita, sehingga ketika berbuka, kita merasa merdeka dan bebas untuk makan segalanya.

Padahal, Allah telah berfirman dalam Al-Qur’an:
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf:31)

Dalam suatu hadist disebutkan:

Rasulullah saw bersabda “Tidak ada bejana anak Adam yang diisi oleh manusia yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah baginya memakan beberapa suapan sekedar dapat menegakkan tulang punggungnya (memberikan tenaga),maka jika tidak mau, maka ia dapat memenuhi perutnya dengan sepertiga makanan, sepertiga minuman dan sepertiga lagi untuk bernafasnya.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah).

Semoga dengan ini kita dapat memperbaiki diri dan meningkatkan amalan ibadah kita di bulan Ramadhan. Agar Ramadhan kali ini menjadi lebih baik dari kemarin, sehingga pada akhir Ramadhan nanti kita mendapatkan kemenangan karena mendapat ampunan dari Allah SWT. Aamiin.

0 0 votes
Article Rating

Redaksi MaturMu.ID

Portal web yang mewadahi kreatifitas dan pemikiran anak muda. Konten yang dimuat dalam portal ini bertujuan untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca.

Related Articles

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Back to top button