Puisi Deritaku
Oleh Laskar Badar Muhammad
Aku darah yang percuma tanpa denyutmu
Aku nafas yang hilang tanpa oksigenmu
Aku pelangi cacat tanpa warna-warnimu
Aku layang-layang lumpuh tanpa tiupan anginmu
Aku biola bisu tanpa bunyi dawaimu
Darahku tak lagi mengalir,
Kuraba denyutku terasa hanya segelintir
Nafasku terasa sesak,
Sesaat kutahu, tabung oksigenku mulai retak
Pelagiku menghitam legam
Terlihat warna-warniku terbang diam-diam
Layang-layangku tak ada yang main
Tersadar tiupan angin
kumeniup layang-layang lain
Biolaku tak terurus
Tak berguna pula jika,
Dawai - dawainya putus
Jadilah tubuhku berisi genangan darah
Setiap genangannya berisi
Serpihan kaca harapanku yang pecah
Dadaku semakin menyempit
Setiap tarikan nafasku justru menghimpit dan melilit dengan jutaan rasa sakit
Pelangiku bukan lagi pelangi
Warnanya menusuk mata, merobek wajah
Mengoyak hati tanpa rasa manusiawi
Biolaku jadi gila, dawainya putus terpelanting menyambuk kulitku
Lukanya mengapa mengeluarkan tetesan derita?
Perlahan kubangun lagi sebuah harapan
Walaupun kutahu pasti bangunan itu berhias kecacatan,
Diselimuti, kerapuhan berdiri di aatas bayang-bayang kehancuran
Lilitan dan himpitan di dadaku berakhir sudah
Akibat perlawananku yang diganggu susah, ditemani payah, dikepung pasrah
Dan harus kurelakan sebagian tulang rusuk dan igaku patah
Setengah mati kuwarnai pelangiku itu
Merahnya dari tetesan darahku
Kuningnya dari genangan nanahku
Hijaunya dari air mataku yang kini berubah menjadi empedu
Kubiarkan biolaku tak berdawai
Aku takut jika kugesek akan mengalunkan penderitaan
Yang tiada usai
Penyunting Bahasa: Amilia Buana Dewi Islamy
Ilustrasi: M. Aidrus Asyabani
Jadi sastrawan ente bro…
keren kak puisinya:)