Matur SastraPuisi

Cerita Kapal dan Dermaga

Pertama kali kau datang dan bertanya apa aku pernah jatuh cinta, jawabku, iya baru saja,

Kemudian kau bercerita bahwa langit sedang mendung, lautan mencekam, bahkan ikan menyelinap di antara karang,

Aku sudah tahu, tetapi tetap mendengarmu. 

Matahari pergi, tanpa senyum dari bibir oranyenya.

Kau melanjutkan cerita,

Tentang kau yang melanglang buana

Memang apa asyiknya?

Bukankah laut tetap sama rupanya?

Utara, tenggara, barat daya, apa bedanya?

Kau tertawa,

Berkata di sana aku bisa bertemu banyak lumba-lumba,

Berkenalan dengan Ara dan Aquila,

Juga menemukan cinta.

Ah, tetapi aku ingin di sini saja,

Menghabiskan malam dengan bercinta,

Ditemani ombak pasang dan bulan purnama.

Langit tenang namun laut menggila, 

Ku dengar kau berkata, bahwa semua akan baik-baik saja.

Esoknya,

Panik! Aku kesiangan! 

Tersadar ketika jerambah sudah lengang

Kau, hilang.


Ilustrator : M. Aidrus Asya’bani

3.7 3 votes
Article Rating

Baca Juga  Mencari Makna Agama

Rahayu Suciati

Ingin jadi lentera; membara dan bermuara.

Related Articles

Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Check Also
Close
Back to top button